Budidaya lobster

Budidaya lobster air tawar sangat cepat dan gampang, tidak seperti udang windu atau udang galah yang relatif lebih sedikit dan rumit. Orang awam pun dapat melakukannya sendiri baik dalam skala usaha kecil maupun besar. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang dapat membudidayakan lobster air tawar. Lobster air tawar tidak mudah stres dan tidak mudah terserang penyakit. Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen terpenuhi maka lobster dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Jika dilihat dari iklim dan siklus musimnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan budi daya lobster air tawar sepanjang tahun. Lobster air tawar yang umumnya bertelur 4–5 kali dalam setahun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain kondisi iklim yang sangat mendukung, sumber pakan alami bagi lobster tersedia cukup banyak di alam dan mudah diperoleh. Dengan pakan alami tersebut, lobster akan tumbuh dengan cepat. Oleh karena budi daya lobster tidaklah sulit maka bisnis ini dapat digunakan sebagai usaha sampingan.

Manfaat Kulit Udang

Kulit udang yang biasanya hanya menjadi “penghuni” tempat sampah ternyata mempunyai manfaat tersembunyi yang nggak semua orang tahu *kamu juga nggak tahu kan?*.Kulit udang ternyata dapat diolah menjadi perasa organik yang sama fungsinya dengan penyedap masakan. Untuk mendapatkan perasa organik tersebut, kulit udang harus dikeringkan dulu, lalu dipanaskan, baru setelah itu dihaluskan. Adalah chef Maranata Butar-Butar, executive chef JW Marriott Hotel Surabaya yang menjelaskan seputar manfaat “tersembunyi” kulit udang tersebut. Ia mengatakan, wujud olahan jadinya akan berupa buliran-buliran lembut yang katanya sih mirip-mirip kayak garam gitu, tapi warnanya kuning kecokelatan. “Di Jepang, perasa organik dari kulit udang ini sedah banyak digunakan menggatikan MSG. Perasa udang dipilih karena dianggap lebih aman ketimbang perasa kimiawi,” jelasnya. Sementara di Indonesia, perasa organis itu hanya dimanfaatkan di restoran-restoran Jepang, itupun cuma restoran-restoran tertentu. Tapi, bagi kamu atau siapalah yang punya alergi, sebaiknya jangan coba-coba olahan udang seperti di atas. Termasuk juga udang kemasan. Konon katanya *cie…*, sajian tersebut tu sama aja dengan campuran udang segar dengan udang yang nggak segar. “Pilihan amannya. konsumsi udang segar saja,” lanjut chef Maranata Butar-Butar. Makanya, kalau beli udang beli aja di pasar tradisional, jangan meluluuu beli di supermarket…