JAKARTA. Harga jual
udang diprediksi meningkat 20% pada awal tahun depan. Alasannya, ada virus
white
spot syndrome yang melanda beberapa negara, antara lain Vietnam dan
Malaysia sehingga pasokan terpengaruh.
Menurut Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI), Iwan Sutanto, akibat
serangan virus tersebut produksi udang dunia menjadi berkurang dan otomatis
harga terkerek naik. "Indonesia lebih diuntungkan karena tidak ditemukan
virus tersebut," kata Iwan.
SCI menghitung, produksi udang dunia mencapai sekitar 3 juta ton per tahun.
Jumlah ini setara dengan kebutuhan udang global. Dari jumlah tersebut, produksi
udang dari Asia masih mendominasi yakni mencapai 60% dari total produksi.
Sedangkan produksi udang Indonesia mencapai 400.000 ton hingga 450.000 ton per
tahun.
Akibat serangan virus
white spot syndrome, suplai udang global
diperkirakan menyusut sebesar 20% dari total produksi. Iwan menambahkan, dengan
tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan, harga udang ekspor cenderung
meningkat.
"Setidaknya akan ada kenaikan harga udang untuk ekspor sebesar 20% pada
awal tahun depan," kata Iwan. Sebagai perbandingan, harga udang size 50
saat ini berkisar Rp 50.000 hingga Rp 51.000 per kilogram (kg). Jadi, harga
udang di awal 2013 berpotensi mencapai Rp 60.000 hingga Rp 61.200 per kg.
Saut Parulian Hutagalung, Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil
Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengakui ada serangan
virus di beberapa negara produsen udang seperti Thailand, Vietnam, Filipina,
Malaysia dan wilayah Amerika Selatan. "Tentu ini menjadi kesempatan bagi
produsen udang Indonesia," kata Saut.
Untuk itu, menurut Saut, semua pihak perlu mengupayakan agar produksi udang
dalam negeri pada kuartal keempat 2012 dan kuartal pertama tahun depan dalam
kondisi bagus. Karena hanya bila produksi udang Indonesia bagus di dua kuartal
tadi, produsen Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Sekadar informasi, kinerja ekspor produk perikanan Indonesia masih didominasi
produk udang, tuna dan rajungan. Bahkan, produk udang masih mendominasi nilai
ekspor perikanan yakni sekitar 40% dari keseluruhan ekspor.
Nilai ekspor produk perikanan tahun ini diproyeksikan hanya mencapai US$ 3,9
miliar. Jumlah tersebut meningkat 10,7% dibandingkan realisasi tahun lalu
senilai US$ 3,52 miliar. Meski demikian, proyeksi nilai ekspor 2012 masih di
bawah target ekspor yang senilai US$ 4,2 miliar.